Dalam perjalanan seseorang yang mengikuti banyak beladiri yang mungkin disini khususnya Taekwondo, akan melampaui tahapan tahapan tingkat kemahiran yang di tandai dengan berubahnya sabuk dari putih polos hingga hitam. Namun perubahan sabuk itu yang seharusnya merubah seseorang menjadi lebih daik dari sisi mental bertanding dan mental berattitude sesuai dengan janji taekwondo indonesia, ternyata hanya mental bertanding yang lebih matang bukan attitude yang menjadi lebih matang seperti padi semakin menguning merunduk namun yang banyak terjadi semakin menguning semaki keras batangnya ini lah kenyataannya yang harus di perbaiki.
Biasanya syndrome itu akan timbul setelah sabuk berubah warna atau kurang lebih sudah berlatih 2-3 tahun, adapun yang sering terjadi adalah: Mulai timbul rasa jenuh, Mulai timbul arogansi karena sudah dianggap senior, Mulai melupakan disiplin, Merasa diri paling hebat, Mulai kurang menghargai seniornya, Mulai jarang latihan di dojang dengan berbagai alasan, Dan masih banyak lagi…
Berbagai hal di atas adalah suatu hambatan untuk menyandang sabuk hitam yang professional. Ingat, ada banyak sekali jumlah sabuk putih, kuning, hijau, biru, dan merah, tetapi hanya sedikit yang mampu menyelesaikan sampai tingkat blackbelt. Ada ribuan taekwondoin yang menyandang blackbelt, tetapi hanya sedikit yang mampu menjadi seorang blackbelt yang professional dan bertanggungjawab.
Maka yang harus kita lakukan adalah menyingkirkan semua hambatan di atas, agar kita menjadi seorang taekwondoin yang professional dan bertanggungjawab. Serta mampu menjadi panutan bagi para yunior di bawah kita.
si sadur dan di edit ulang dari:
http://khasoes-club.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih Atas komentar yang anda berikan kepada kami.